Jumat, 04 Juli 2014
Masih Adakah keturunan RASULLULLAH
Kamis, 05 September 2013
Katakan Saja
Minggu, 24 Maret 2013
Keturunan Nabi Muhammad SAW
Sebelum menulis atau komentar soal keturunan Nabi Muhammad SAW ada baiknya membaca sejarah para Nabi terlebih dahulu. Karena yang dibicarakan adalah soal keturunan manusia yang Allah telah angkat sebagai utusanNya. Bukan presiden atau camat.
Nabi Adam AS memiliki 2 anak, Habil dan Qabil yang sifatnya berbeda. Habil memiliki sifat taat, hormat, setia, tekun sedangkan Qabil memiliki sifat pendengki, culas, pemberontak, tidak sabar. Nabi-nabi dan manusia berikutnya adalah semua keturunan Adam AS ini. Tapi Allah memelihara para Nabi berikutnya: Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS, sampai Muhammad SAW hanya dari keturunan Habil yang baik bukan Qabil. Atau anda punya bukti lain ?? Silahkan search dan googling sendiri.
Begitupun sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Tradisi itu terpelihara, baik secara gen maupun kebiasaan yang mereka jaga dari leluhur mereka. Walaupun mayoritas masyarakat arab saat itu jahiliyah tapi tidak semua (mayoritas tidak berarti semua) demikian. Kemudian Nabi menikah, memiliki anak, terus memiliki cucu, artinya Nabi Muhammad SAW memiliki keturunan. Sangat lucu kalau ada orang mengatakan Nabi Muhammad SAW tidak memiliki keturunan.
Betul, anak laki-laki Nabi Muhammad SAW semua meninggal sebelum memiliki anak. Betul juga Alquran secara tegas mengatakan bahwa garis keturunan itu dari laki-laki. Allah melaknat suatu kaum yang mengangkat Ibu sebagai garis keturunan (*).Nah, sekarang tanya diri anda sendiri. Apa kakek nenek kalian memiliki keturunan ? Apa anda (laki-laki dan perempuan) merupakan keturunan dari kakek dan nenek anda ? Atau mungkin anda menetas dari telur dinosaurus atau muncul menangis owek owek dari tengah kecambah ? hehehe
Coba lihat dan perhatikan lagi. Apa wajah kamu atau saudara kamu ada yang mirip dengan kakek nenek mu, dan juga ada sifat-sifat yang mirp (dalam ilmu biology ini namanya Fenotif) ? Kemudian silahkan tanya dokter yang paling pinter dimanapun, apa kamu mewarisi gen-gen kakek dan nenek kamu juga ?
Jadi jelas kakek dan nenek kalian memiliki keturunan, yaitu kalian sekarang dan anak cucu kalian nanti. Yang akan mewarisi gen-gen yang ada pada kalian sekarang, yang kalian dapatkan dari kakek- nenek kalian dahulu. Lantas, kenapa kalian mengatakan Nabi Muhammad SAW tidak memiliki keturunan ? Padahal Nabi memiliki anak, cucu cicit seperti kakek nenek kalian memiliki kalian sekarang ? Apa ini karena jealousy/kecemburuan karena kalian bukan cucu cicit beliau,sifat kecemburuan yang kalian wariskan dari Qabil ? Astaghfirullah, mudah-mudahan ini hanya sekedar ketidak tahuan anda.
Demikianlah seterus nya para cucu dan cicit Nabi Muhammad SAW menjaga tradisi dan garis keturunan mereka sampai sekarang. Karena garis keturunan dari laki-laki , bagi yang perempuan mereka lebih memilih menikah dengan yang sesama AhlilBait agar masih bisa memakai nama keluarga. Karena bila wanita menikah dengan laki-laki maka dia tidak dapat lagi memakai nama ayahnya, tapi ikut nama suami. Sekali lagi perlu digaris bawahi bahwa hal tersebut merupakan hak sesorang untuk menikah dengan siapa dan tidak menikah dengan siapa. Hak seseorang untuk memilih siapa pasangan hidup nya. Anda tidak akan menemukan secara langsung aturan ini dalam Alquran. Tapi secara tidak langsung dari ayat tadi yang menjelaskan bahwa garis keturunan itu dari laki-laki. Buanglah sifat-sifat bodoh kaum Yahudi purbakala dalam diri anda, yang menginginkan kitab suci mereka menjelaskan sedetail-detailnya setiap hal permasalahan mereka. Atau baru mau percaya pada Tuhan setelah mereka melihat sendiri sosok Tuhan didepan mata mereka. Innalillahi.
Kembali ke ikhwal keturunan Nabi Muhammad SAW. Menjelang wafatnya Nabi berpesan mengenai 2 hal yang dikenal sebagai “Tsaqalain” yang kira-kira artinya “ Ku tinggalkan 2 hal agar kalian tidak sesat selamanya, yaitu Kitabullah dan AhlilBait”. Tapi kata AhlilBait ini belakangan digeser arahnya ke Hadist. Silahkan di google sendiri mengenai “Tsaqalain” ini. Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa Alquran dan AhlilBait tidak bisa dipisahkan sampai bertemu Nabi nanti di telaga Kautsar. Sampai disini saya ingin menyimpulkan isi dari tulisan si penulis:
1. Saya tidak faham dengan inti atau tujuan tulisan tersebut. Kalau maksud nya membahas soal pernikahan diantara AhlilBait . Saya kira itu adalah hak para Habaib dan Syarifah untuk menikah dengan siapa dan tidak mau menikah dengan siapa. Hak setiap orang dimanapun untuk memilih siapa pasangan hidupnya. Sepanjang menjalankan hak tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dalam AlQuran, malah sesuai dengan panduan dalam AlQuran bahwa garis keturunan itu dari laki-laki.
2. Penulis tulisan ini kelihatan ambiguess, bersifat mendua atau memiliki dua hehehe. Disatu sisi dia mengetahui adanya AhlilBait dan menghormatinya disatu sisi dia mempertanyakan pernikahan mereka. Bukankah pernikahan sesama AhlilBait memang secara alami merupakan prasyarat riwayat diatas tadi yang mengatakan AhlilBait akan terus ada sampai akhirzaman ?
3. Judul dari tulisan tersebut dengan menambahkan “Liberating your mind” sangat tidak tepat. Seandainya penulis juga merupakan AhlilBait dan tulisan tersebut sebagai pertanyaan bagi para AhlilBait dalam kelompoknya bolehlah ada kata “Liberating”. Walaupun gak tepat betul karena kalaupun ada AhlilBait yang tulisannya begitu artinya dia kurang membaca, kurang mendegar dan kurang melihat alias kuper. Hati-hati sekarang banyak orang jahil nalarnya gak seberapa tapi memakai merek “Liberal/Liberating” hehehe..kalau diajak debat mereka lari masuk kedalam hutan kebodohannya
Sandainya penulis dari suku jawa terus membuat tulisan mempertanyakan soal membungkuk2 dalam sungkeman, barulah dia bisa dikatakan “Liberating” sebab mempertanyakan tradisi dan kebiasaan dalam kelompoknya sendiri. Tapi kalau mempertanyakan suatu tradisi dalam kelompok orang lain sepertinya lebih cocok dikatakan mencampuri urusan orang lain yang dia tidak tahu dan tidak memiliki kepentingan. Kenapa penulis tidak menulis mempertanyakan Ratu Elizabeth yang mengangkat hanya keturunannya menadi Ratu/Raja Inggris? Bukankah tiap warga Inggris memiliki persamaan hak dan hukum ? Atau kenapa gak menulis buat orang-orang dicina atau bule di amerika dan eropa kenapa kalo menikah lebih memilih sesama cina atau sesama bule ? Kayaknya banyak yang setuju penulisan tersebut bukan nya “Liberating” tapi Crazying atau usil dengan urusan orang lain in heheheh
4. Penulis tulisan mengatakan banyak warga keturunan arab yang marah dengan tulisan nya. Alangkah baiknya kalau tulisan marah nya itu dimuat juga dalam blog jadi terlihat bahwa penulis tidak berbohong dan sekedar membuat fitnah untuk menarik minat baca orang pada tulisannya. Kalau menurut saya pribadi isi tulisan cuma memfitnah dan mengajak orang untuk memfitnah. Atau penulis mungkin dahulunya barasal dari keturunan Qabil yang ingin menunjukkan rasa iri dan dengki pada AhlilBait ? Atau mungkin menyukai wanita AhlilBait tapi cintanya ditolak ? Hehehe …Cinta ditolak blog pun bertindak, hehehehe..kasiman. Wassalam
Jumat, 23 September 2011
Aliansi (Persekutuan) Ekstrimis Israel dan Fundamentalis Kristen
oleh Grace Halsell
23 Maret 2001
Pada saat saya memulai penelitian saya untuk buku saya Prophecy and Politics, saya menemukan rata-rata bangsa Amerika yang saya temui di Washington, DC, dan New York tidak tertarik pada penginjil TV dan hubungan mereka ke Israel. Baik itu editor buku. Aku pergi ke 25 editor top di New York dengan ide buku saya tentang agama dan politik. Michael Korda dari Simon & Schuster adalah khas. "Jerry Falwell ? Pat Robertson ? Siapa tertarik pada orang gila?"
Pada saat buku saya keluar orang-orang "gila" tersebut muncul di halaman depan setiap surat kabar Amerika dan pada setiap saluran berita. Tentu saja, saya tidak memberi mereka ini ketenaran instan, yang meluas ke seluruh dunia. Dua dari mereka telah memperoleh ketenarannya sendiri dengan berada di tengah skandal.
Pers mengatakan kepada kami bahwa Jim Bakker telah melakukan perzinahan dan bahwa Jimmy Swaggart teratur mengunjungi pelacur. Seorang rekan marinir mengatakan kalau Pat Robertson tak pernah ikut wamil di Korea karena ia telah menggunakan pengaruh ayahnya sebagai senator untuk menghindari tugas garis depan. Tapi hampir semua orang mengabaikan skandal terbesar dari semua: campuran aneh nubuat dan politik yang dianut oleh orang2 ini dan Kristen Zionis lainnya.
Pesan Kaum Kristen Zionis
Apa pesan dari Kristen Zionis? Cukup diyatakan sebagai berikut: Setiap tindakan yang diambil oleh Israel diatur oleh Tuhan, dan harus dimaafkan, didukung, dan bahkan dipuji oleh kita semua.
"Tak peduli apa yang Israel lakukan," kata para Zionis Kristen. "Tuhan ingin ini terjadi." Ini termasuk invasi ke Lebanon, yang menewaskan atau melukai sekitar 100.000 warga Libanon dan Palestina, kebanyakan warga sipil, pemboman negara berdaulat seperti Irak, yang brutal, yang disengaja secara brutal & metodis dari pematahan tulang Palestina, menembak anak-anak, dan menghancurkan rumah-rumah , dan pengusiran orang-orang Kristen dan Muslim Palestina dari tanah yang mereka telah menduduki selama lebih dari 2.000 tahun.
Premis saya dalam Prophecy and Politics adalah bahwa Zionisme Kristen adalah segmen yang berbahaya dan berkembang dari agama Kristen, yang dipopulerkan oleh Cyrus Scofield Amerika abad ke-19 ketika ia menulis ke sebuah Alkitab interpretasi nya sendiri mengenai peristiwa dalam sejarah. Peristiwa ini semua berpusat di sekitar Israel-masa lalu, sekarang, dan masa depan. Alkitab Scofield ini adalah referensi Alkitab paling popular sekarang.
Scofield mengatakan bahwa Kristus tidak dapat kembali ke bumi sampai peristiwa-peristiwa tertentu terjadi: Orang-orang Yahudi harus kembali ke Palestina, menguasai Yerusalem dan membangun kembali kuil, dan kemudian kita semua harus terlibat dalam pertempuran, akhir besar yang disebut Harmagedon. Perkiraan bervariasi, tetapi kebanyakan siswa teologi Armageddon setuju bahwa sebagai hasil interpretasi yang relatif baru dari Kitab Suci ini, 10 sampai 40 juta orang Amerika percaya bahwa Palestina adalah tanah yang dipilih untuk orang Yahudi.
Apakah kekuatan Zionis Kristen berkurang?
Saya tidak berpikir begitu. Sebaliknya, kita melihat bagaimana Zionis Kristen, termotivasi oleh keyakinan agama, bekerja erat dengan motivasi politik, Zionis Yahudi militan di seluruh dunia. Adalah dukungan Kristen pada Zionisme yang memberanikan Zionis percaya bahwa mereka dapat mendikte negara-negara yang relatif lemah dan tergantung seperti Austria, yang mereka dapat memilih sebagai presiden mereka.
Adalah dukungan Kristen pada Zionisme yang memungkinkan Manuel Noriega untuk tetap kuat di Panama, menyalahgunakan kekuasaannya, tanpa memandang bahaya yang dia timbulkan pada Amerika Serikat, tetangga, dan rakyat nya.
Adalah dukungan Kristen pada Zionisme yang memungkinkan Israel militan untuk mengambil alih rumah warga Palestina di sekitar Masjid Al-Aqsa dalam mengejar rencana mereka yang terdokumentasi untuk menghancurkan situs yang paling suci bagi umat Islam di Yerusalem, suci bagi satu miliar umat Islam atau seperlima penduduk dunia.
Zionis Kristen dan Skandal Iran-Contra
Hebatnya, inilah kultus Kristen Israel yang membawa kita pada skandal Iran kontra, mungkin tindakan yang paling merusak diri dalam sejarah Amerika Serikat. Marinir Kolonel Oliver North, pelaku rangkaian tindakan yang salah ini, adalah Zionis Kristen. Seorang tokoh karismatik yang dilahirkan kembali, dia menyenangi dirinya sendiri bagi kepentingan Zionis Israel militan yang merencanakan Iran-kontra. "Ia lebih Israel," kata salah satu jenderal Yahudi, "dari kita yang Israel." Hal ini sering terjadi. Dalam fanatisme nya, Zionis Kristen dapat menjadi lebih Zionis, lebih militan, dari Zionis Yahudi.
Dalam sidang Iran-kontra, Senator James McClure (R-ID) menjelaskan ke Utara bahwa AS menyatakan memiliki kebijakan netralitas dalam perang Iran-Irak. Kebijakan yang berbeda secara radikal dari kebijakan Israel menjual senjata ke Iran. Ya, disetujui Utara, kedua kebijakan itu tidak sama. Pertanyaan nya, yang merupakan upaya McClure tapi tidak menghasilkan respon, adalah: Mengapa AS mengorbankan kebijakan/kepentingan Amerika untuk mengejar kebijakan/kepentingan Israel?
Jawabannya, sayangnya, terletak pada sistem kepercayaan Kristen Zionis: Mereka percaya bahwa apa yang Israel inginkan adalah apa yang Tuhan inginkan. Oleh karena itu, bisa diterima untuk memberikan lampu hijau untuk apa pun yang diinginkan Israel dan kemudian menyembunyikan ini dari rakyat Amerika. Apa pun, termasuk kebohongan, pencurian, bahkan pembunuhan, dibenarkan asalkan Israel menginginkan nya.
Contoh lain yang sempurna dari seorang Zionis Kristen adalah Senator Daniel Inouye (D-HI). Sepanjang dengar pendapat tentang skandal Iran-Contra, orang Hawaii ini selalu fokus pada Kontra dan ngotot mengarahkan dengar pendapat yang bebas dari setiap kritik terhadap Israel. Jika, untuk menjawab pertanyaan, saksi berusaha untuk menjelaskan peran “seminal” dan terus menerus Israel, Inouye tiba-tiba mematahkan alur pertanyaan yang akhirnya mengarahkan sidang ke tujuan yang tidak diinginkan ini.
Meskipun masalah politik yang diciptakan oleh praktisi awam dan skandal yang mengguncang beberapa kementerian TV, sistem kepercayaan ini, kultus Israel ini, belum berkurang.
Sungguh, saya berpendapat bahwa Zionisme Kristen bukan hanya mengancam kehidupan warga Palestina dan Arab lainnya, namun keberadaan Amerika Serikat. Karena kultus Israel, kita telah menjadi bangsa yang tidak memiliki sendiri kebijakan Timur Tengah, tetapi kebijakan yang diperintahkan oleh pemerintah Israel untuk kita miliki.
Meskipun aspek mengerikan dari aliansi Kristen militan dengan militan Zionis Yahudi, saya menemukan beberapa perkembangan menggembirakan. Dalam kunjungan saya ke perguruan tinggi, klub, dan gereja di seluruh negeri, saya telah menemukan dukungan kuat untuk pesan dan peringatan dalam Prophecy and Politics. Ia telah datang tidak hanya dari jemaat-jemaat liberal, tapi dari seluruh seluruh spektrum Kristen, termasuk orang-orang Kristen yang menyebut diri mereka sebagai fundamentalis. Para pendukung ini melihat Kristus sebagai pembawa pesan untuk kemanusiaan dari pesan perdamaian Tuhan, persaudaraan, cinta, dan rekonsiliasi. Orang-orang Kristen tidak mendukung baik kultus Israel atau pembunuhan dan pemukulan warga Palestina.
Saya telah menemukan banyak orang Kristen dalam kunjungan saya ke negara bagian asal saya di Texas. Ada kebangkitan dan secara merata perlahan di tanah kami, saya telah menemukan sejumlah kecil tetapi meningkat ministers dan orang awam yang sangat khawatir dengan kultus Israel ini dan bersedia untuk berdiri dan berbicara tentang hal itu.
Grace Halsell adalah seorang penulis berbasis di Washington, DC dan penulis Journey to Jerusalem and Prophecy and Politics
Rabu, 09 Juni 2010
Israeli Extremists and Christian Fundamentalists: The Alliance
By Grace Halsell
December 1988, Page 31
At the time I began my research for my book Prophecy and Politics, I discovered the average American I met in Washington, DC, and New York was not interested in TV evangelists and their link to Israel. Neither were book editors. I went to 25 top editors in New York with my book idea on religion and politics. Michael Korda of Simon and Schuster was typical. "Jerry Falwell? Pat Robertson? Who is interested in those crazies?"
By the time my book came out those "crazies" were on the front page of every American newspaper and on every news channel. Of course, I didn't give them this instant fame, which extended throughout the world. Two of them earned it themselves by being in the middle of scandals.
The press told us that Jim Bakker had committed adultery and that Jimmy Swaggart regularly visited a prostitute. A fellow marine said Pat Robertson never had to dodge bullets in Korea because he had used his father's influence as a senator to escape front line duty. But almost everyone ignored the biggest scandal of all: the peculiar mixture of prophecy and politics professed by these and other Christian Zionists.
The Christian Zionists Message
What is the message of the Christian Zionist? Simply stated it is this: Every act taken by Israel is orchestrated by God, and should be condoned, supported, and even praised by the rest of us.
"Never mind what Israel does," say the Christian Zionists. "God wants this to happen." This includes the invasion of Lebanon, which killed or injured an estimated 100,000 Lebanese and Palestinians, most of them civilians; the bombing of sovereign nations such as Iraq; the deliberate, methodical brutalizing of the Palestinians-breaking bones, shooting children, and demolishing homes; and the expulsion of Palestinian Christians and Muslims from a land they have occupied for over 2,000 years.
My premise in Prophecy and Politics is that Christian Zionism is a dangerous and growing segment of Christianity, which was popularized by the 19th-century American Cyrus Scofield when he wrote into a Bible his interpretation of events in history. These events all centered around Israel-past, present, and future. His Scofield Bible is today the most popular of the reference Bibles.
Scofield said that Christ cannot return to earth until certain events occur: The Jews must return to Palestine, gain control of Jerusalem and rebuild a temple, and then we all must engage in the final, great battle called Armageddon. Estimates vary, but most students of Armageddon theology agree that as a result of these relatively recent interpretations of Biblical scripture, 10 to 40 million Americans believe Palestine is God's chosen land for the Jews.
Has the power of the Christian Zionists diminished?
I do not think so. Rather, we are seeing how the Christian Zionists, motivated by religious beliefs, are working hand in glove with politically motivated, militant Jewish Zionists around the world. It is the Christian support of Zionism that emboldens Zionists to believe they can dictate to relatively weak and dependent countries such as Austria, whom they may choose as their president.
It is the Christian support of Zionism that allows Manuel Noriega to remain the strongman in Panama, misusing his power, regardless of what harm he causes to the United States, his neighbors, and his people.
It is the Christian support of Zionism that enables the militant Israelis to take over Palestinian homes surrounding the Al-Aqsa mosque in pursuit of their well-documented plan to destroy Jerusalem's most holy Islamic site, sacred to a billion Muslims around the world-one-fifth of humanity.
Christian Zionists and the Iran-Contra Scandal
Remarkably,it was this Christian cult of Israel that brought us the Iran contra scandal, perhaps the most self-destructive act in the history of the United States. Marine Col. Oliver North, the perpetrator of this misguided series of actions, is a Christian Zionist. A born-again charismatic figure, he endeared himself to the militant Israeli Zionists who plotted Iran-contra. "He is more Israeli," said one Jewish general, "than we Israelis." This is often the case. In his zealotry, the Christian Zionist can become more Zionist, more militant, than the Jewish Zionist.
In the Iran-contra hearings, Sen. James McClure (R-ID) explained to North that the US had a stated policy of neutrality in the Iran-Iraq war. That policy differed radically from Israel's policy of selling arms to Iran. Yes, agreed North, the two policies were not the same. The question, to which McClure's efforts yielded no response, then becomes: Why would the US forego its American policy to pursue Israeli policy?
The answer, unfortunately, lies in the belief system of Christian Zionists: They believe that what Israel wants is what God wants. Therefore, it is perfectly acceptable to give the green light to whatever it is Israel wants and then conceal this from the American people. Anything, including lies, theft, even murder, is justified as long as Israel wants it.
Another perfect example of a Christian Zionist is Sen. Daniel Inouye (D-HI). Throughout the hearings on the Iran-contra scandal, the Hawaiian kept the focus on the contras and steered determinedly clear of any criticism of Israel. If, in answer to questions, witnesses sought to explain the seminal and continuing role of Israel, Inouye abruptly broke off the line of questioning that had led the hearings to this unwanted destination.
Despite the political problems created by its lay practitioners and the scandals that rocked some of its TV ministries, this belief system-this cult of Israel-has not been diminished.
Indeed, I hold that Christian Zionism threatens not just the lives of Palestinians and other Arabs, but the very existence of the United States. Because of the cult of Israel, we have become a nation that does not have its own Middle East policy, but the policy the government of Israel tells us to have.
Despite the terrifying aspects of the alliance of militant Christians with militant Jewish Zionists, I find some encouraging developments. In my visits to colleges, clubs, and churches around the country, I have found strong support for the message and warning in Prophecy and Politics. It has come not only from liberal congregations, but from across the whole spectrum of Christianity, including those Christians who call themselves fundamentalists. These supporters see Christ as the bearer to humanity of God's message of peace, brotherhood, love, and reconciliation. These Christians do not endorse either the cult of Israel or its killIngs and beatings of Palestinians.
I have found many such Christians in my frequent visits to my home state of Texas. There and all over this slowly-awakening land of ours, I have found a small but increasing number of ministers and lay people who are deeply alarmed by the cult of Israel and willing to stand up and speak out about it.
Grace Halsell's book,Prophecy and Politics. The Secret Alliance Between Israel and the US Christian Right Is available through the AET Book Club Catalog to readers of the Washington Report on Middle East Affairs.
(This article was adapted by author Grace Halsell from her speech at the North American Regional Non-Governmental Symposium on the Question of Palestine held in June 1988 at the United Nations headquarters in New York.)
From: http://www.sweetliberty.org/issues/israel/alliance.htm
Selasa, 09 Februari 2010
A stolen gift - Amazing man
Senin, 13 Juli 2009
Uyghur Muslims
You might have read and heard about the ethnic violence in the Westernpart of China, Xinjiang this past weekend. According to Chineseofficial media, 156 are dead and 1080 injured. However the unofficialfigures report that at least 600 people died in the clashed betweenUyghur Muslim and Han Chinese majority, and about 95% of the casualtiesare Uyghur Muslims. Chinese authorities have arrested at least 1400Uyghur s, claiming they took part in the riot. The official Chinesemedia, Xinhua, only shows the pictures of few Han Chinese injuries withno mention of the hundreds of Muslims who died in these clashes, puttingthe blame completely on the Muslims. The reality is far from it.
Please see the links below for some unbiased reporting.
http://www.csmonitor.com/2009/0706/p06s04-woap.html
http://www.democracynow.org/shows/2009/7/7
The unrest in Xinjiang (East Turkistan), is near and dear to my heart.I am an Uyghur living in Chicago. My parents and the rest of the familyare still in Xinjiang. While they are away from Urumqi where theclashes happened, I still have not been able to get hold of them in pastcouple of days as the authorities have shut down internet and telephoneservices. I am praying every moment for their safety.
Uyghurs are the Turkic speaking Muslim people living in the northwestpart of China under occupation. Their short lived republic, EastTurkistan went under Chinese communist rule in 1950. Since then theyhave been subjected to severe discrimination because of their Muslimidentity and they have seen their 97% majority in Xinjiang shrink toalmost 50% in last few decades. There are many underlining sources oftension and humiliation of over 10 million Uyghur Muslims.
I am writing to you for your support in helping spread the word andplight of Uyghur Muslims. I go to Juma prayers and everyone prays aboutsuffering of the Palestinians, Kashmiris, Afghanis, Iraqis andChechnyans, however not once I have heard someone pray for the Uyghurs.
We are the forgotten people in this world and not even our Muslimbrothers and sisters have ever provided any moral support for us. WellI'm asking for the support in this hour of dire need. My brothers andsisters are being persecuted as we speak. They have been captured inmass arrests with no sight of what will happen to their future. Uyghurwoman with their children have went on street to protest against themass arrest of thousands of Muslim Uyghur men. Under communist Chineserule we are not allowed to practice our religion until the age of 18 andeven after the age of 18 if anyone who works for government liketeachers and doctor are not allowed to pray or go to Mosque. Ourchildren and teachers are force fed in schools during the month ofRamadan. There is a governmental agenda to slowly take Islam out ofcommon people's lives. Majority of the high paying jobs go to the HanChinese with a lot less qualification in our own home land. Our cultureis being slowly disappearing.
I urge you to send this to your friends and families and condemn thekillings and mass arrest of Uyghurs in Xinjiang. I ask you to pray forthe safety of the people of East Turkistan (Xinjiang), Uyghurs and HanChinese. I ask you to please stand in solidarity with your UyghurMuslim brothers. The moral support of Muslim community means a lot tome and the Uyghurs as we are desperate to be seen and heard by ourbrothers and sisters.I urge you to send a message of solidarity with Uyghur Muslims and prayfor them. I urge you to send this message to at least 5 other familymembers and friends.
Sincerely,Zulfiye OsmanNoman Khan (husband)